Coretan Kecil
Setiap langkah adalah milik-Nya
Rabu, 05 Mei 2010
PARE (produksi tanaman holtikultura)
pertanyaan persentasi PARE
MK: produksi tanaman holtikultura
1. Kandungan apa yang menyebabkan pare pahit? Bagaimana cara menghilangkan rasa pahit pada pare?
Dalam buah pare terdapat komposisi karantin, dan hydroxytryptamine. Untuk menghilangkan rasa pahitnya tidak bisa, hanya bisa mengurangi rasa pahitnya saja yaitu dengan cara merendam pare sebelum dimasak dengan air garam, kemudian di rendam dengan air biasa untuk menghilangkan rasa asin dari air garam. Tujuannya dilakukan perendaman yaitu untuk menarik senyawa kandungan pare yang bisa membuat pahit agar keluar karena tertarik oleh konsentrasi tinggi dari air garam.
2. Mengapa dalam penanaman pare guludan dibuat membujur dari utara keselatan?
Pembuatan guludan dari utara keselatan ini diharapkan dari masing-masing tanaman dapat membantu dalam penaungan tanaman pare yang lain agar sinar matahari dapat tersebar secara rata.
3. Bagaimana cara mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman pare? (secara manual, kimia dan biologis)
a. Ulat grayak yang menyerang daun. Penanganan secara biologis yaitu dengan penyemprotan Bacillus thungiriensis atau Borelinevirus litura. Penanganan secara kimia dengan menyemprotkan pestisida azodrin 2 cc/lt.
b. Lembing menyerang daun. Pengendalian secara mekanik yaitu telur, larva dan lembing dapat di tangkap secara mekanik; dilakukan rotasi tanaman. Pengendalian secara biologis dengan musuh alaminya sejenis tabuhan yang menjadi parasit telur, larva dan pupa. Pengendalian secara kimia yaitu dengan menyemprot insektisida seperti carbaryl,carbophenation.
c. Kumbang menyerang akar. Pengendalian secara kimia yaitu dengan menyemprot insektisida curacon 500 EC. Pengendalian secara mekanik yaitu dengan gropyokan.
d. Kepik menyerang buah. Pengendalian kimia dengan menyemprot racun kontak seperti azodrin dosis 2 cc/lt.
e. Lalat buah menyerang buah. Pengendalian dengan membungkus tanaman pare pada waktu berbuah, menggunakan insect trap, mengadakan penyiangan dan pembubunan.
f. Siput menyerang batang. Pengendalian dengan ditangkap secara langsung, atau diberantas menggunakan racun kontak mesurol dengan bahan kimia methiocrab dengan dosis 2 gram/1 lt air.
g. Penyakit embun tepung pada daun terbawah. Pengendalian dengan menyemprot fungisida sulfur dosis 2 g/liter, menanam varietas yang resisten, membuang bagian tanaman yang diserang.
h. Penyakit antraktosa menyerang daun. Pengendalian dengan memusnahkan tanaman yang terserang, pergiliran tanaman, dan penyemprotan dengan fungisida benlate dengan dosis 2 gram/liter
i. Penyakit layu menyerang daun. Pengendalian dengan memusnahkan tanaman yang terserang, menyitam dengan larutan fungisida benlete.
j. Penyakit virus menyerang daun muda. Pengendalian dengan memusnahkan tanaman yang terserang, menyeleksi bibit yang akan di pidah tanam ke lapang.
4. Dalam pengolahan tanah kenapa harus dibiarkan dahulu kurang lebih 10 hari sebelum dilakukan penanaman?
Tujuannya adalah untuk menghindari adanya pestisida dalam tanah yang masih bekerja. Bila dibiarkan beberapa hari pestisida/kandungan kimia lain yang dapat merugikan akan menguap dengan sendirinya. Pertukaran oksigen/pertukaran udara dalam tanah juga akan optimal bila dibiarkan beberapa hari terlebihdahulu sebelum tanam. Selain itu mikroorganisme yang merugikan juga akan mati.
5. Mengapa dalam membudidayakan pare memerlukan adanya parit antar bedengan? Peran parit dalam budidaya pare seperti apa?
Fungsi parit dalam budidaya pare ini untuk mempermudah aerasi dan drainase agar dalam pertumbuhan pare tidak terhambat untuk memenuhi kebutuhan airnya, selain itu sebagai jarak antara bedengan.
6. Apa saja manfaat pare?
Pare merupakan salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai obat. Beberapa penyakit yang dapat diobati dengan mengkonsumsi pare adalah batuk, radang tenggorokan, sakit mata merah, demam, malaria, menambah nafsu makan, kencing manis, rhematik, sariawan, bisul, abses, malaria, sakit liver, sembelit, cacingan.
7. Bagaimana cara pengambilan benih pare? Kandungan apa saja yang terdapat dalam buah pare?
Pengambilan benih pare yaitu dipilih dari buah pare yang sudah masak (tua) bijinya diambil, dibersihkan, lalu dijemur. Setelah kadar airnya mulai berkurang dapat digunakan sebagai bibit.
Kandungan yang terdapat dalam buah pare yaitu vitamin A,B,C, karantin, dan hydroxytryptamine.
8. Apa fungsi guludan dalam budidaya pare? Bagaimana jika dalam budidayanya tidak menggunakan guludan? Apakah akan berdampak pada hasil produksinya?
Fungsi guludan dalam budidaya pare adalah untuk membantu menguatkan dalam sistem perakaran, mempermudah dalam proses pengairan, dan mengurangi serangan hama. Jika dalam budidaya tidak meggunakan guludan tidak ada masalah.
9. Dalam penanggulangan hama secara mekanik, biasanya buah dibungkus dengan plastic. Tapi mengapa buah tetap rusak?
Kerusakan sangat kecil terjadi bila tidak disebabkan pada saat pembungkusan terjadi kesalahan dalam prosesnya. Terdapat kemungkinan juga bila semakin lama buah di bungkus dengan plastic akan membuat buat tersebut rusak karena tanpa ada pertukaran udara yang bisa masuk dan keluar. Bisa juga disebabkan oleh jamur atau bakteri karena disebabkan ketidak hati2an dalam membungkusan sehingga secara tidak langsung melukai buah dan membuat buah terinfeksi oleh jamur atau bakteri.
10. Apa keuntungan dari pembuatan para-para?
Para-para ini digunakan untuk menjalarnya tunas-tunas batang utama pare. Bila para-para tidak dipasang bagian tanaman pare yang menjalar akan menjulur dan menjalar ketanah sehingga kurang optimal.
11. Apa perbedaan benih di tanam pada musim penghujan dan musim kemarau? Dan lebih baik yang mana?
Tidak ada perbedaan benih pada musim hujan dan musim kemarau. Benih yang digunakan bisa saja sama, tetapi cara pengaplikasian cara tanam yang berbeda. Pada musim penghujan disarankan penanaman dengan menggunakan benih langsung karena daya tumbuh benih dilapang pada kondisi tersebut dapat baik. Pada musim kemarau penanaman dilakukan dengan menggunakan benih yang telah disemai terlebih dahulu karena terjamin tumbuh benih yang akan ditanam dilapang.
musuh alami hama (patogen, parasitoid, predator)
MUSUH ALAMI HAMA
PATOGEN, PARASITOID, DAN PREDATOR
PREDATOR
Laba-laba lompat
Famili Salticidae, Ordo Araneae
Laba-laba lompat aktif sepanjang hari. Laba-laba ini dapat menerkam mangsanya dengan cepat, bahkan dapat menangkap lalat yang terbang cepat. Laba-laba ini tidak membuat jaring, tetapi meronda di tanaman mencari mangsa. Laba-laba lompat bermata delapan. Dua mata besar menghadap ke depan, tetapi mata lainnya kecil. Laba-laba lompat bergerak cepat. Laba-laba ini sering melompat jauh, dan mengeluarkan benang sarang sebagai tali pengaman supaya tidak jatuh ke tanah. Laba-laba dapat menangkap mangsa yang lebih besar darinya dan merupakan pemangsa penting bagi kepik seperti Dasynus dan hama lain. Laba-laba menusukkan racun yang melumpuhkan mangsa, kemudian mengisap cairannya
Laba-laba pembuat jaring
Famili Araneidae, Tetragnathidae, dll; Ordo Araneae
Mata dan kaki laba-laba jenis ini lemah, tidak mampu menangkap mangsa tanpa bantuan jaringnya. Laba-laba jaring bulat ini menunggu mangsa dengan sabar. Ada yang tinggal di tengah jaring, ada juga yang bersembunyi di daun terlipat. Laba-laba lari ke mangsanya hanya bila ada getaran serangga yang terperangkap. Laba-laba ini terus menggigit dan melumpuhkan mangsanya. Kadang-kadang langsung mengisap cairan, atau membungkus korban dengan sutera untuk dimakan kemudian waktu. Ada jenis besar yang membuat jaring cukup untuk menangkap burung kecil dan lebarnya dapat lebih dari 10 meter.
Belalang sembah
Ordo Mantodea
Belalang sembah mudah dikenal karena kaki depan dibentuk khusus untuk menangkap dan memegang mangsa. Kepalanya bisa bergerak dengan bebas, sehingga serangga ini satu-satunya yang mampu menoleh ke belakang. Belalang sembah memakan banyak jenis serangga, termasuk hama-hama lada seperti pengisap buah lada (Dasynus piperis). Belalang sembah biasanya menunggu sampai mangsa cukup dekat, dan dia menangkap mangsa dengan gerakan cepat menggunakan kedua kaki depannya yang dilengkapi duri kecil untuk menusuk mangsanya.
Lalat buas/pemburu
Famili Asilidae, Ordo Diptera
Lalat buas adalah pemangsa hama yang efektif. Lalat ini memakan banyak jenis serangga, dan dapat menangkap mangsa yang lebih besar dari dirinya. Sebagian jenis lalat buas memangsa serangga yang terbang, dan sebagian memangsa serangga yang hinggap di tanaman atau di permukaan tanah. Lalat buas dapat menangkap kepik pengisap buah lada yang sedang terbang.
Lalat apung (lalat bunga)
Famili Syrphidae, Ordo Diptera
Larva lalat bunga adalah pemangsa kutu daun dan serangga lain yang efektif. Lalat melayang-layang tanpa bergerak, seperti tergantung di udara. Bentuknya seperti tawon kurus dan kecil. Belang-belangnya adalah sebagai penyamaran untuk melindungi diri. Kalau mau menemukan kutu daun, dapat dengan melihat lalat bunga yang melayang. Kutu daun tidak tersebar di seluruh kebun, tetapi biasanya pada beberapa pohon saja.
PARASITOID
Tawon ichneumon (tawon pinggang ramping)
Famili Ichneumonidae, Ordo Hymenoptera
Ada banyak jenis tawon ichneumon, dan tawon ini terdapat dalam berbagai warna. Tawon ini dapat menjadi parasitoid pada berbagai serangga hama. Beberapa jenis ichneumon menyerang inang dengan cara memakannya dari luar. Jenis lain makan inangnya dari dalam.
Tawon bracon (tawon pinggang pendek)
Famili Braconidae, Ordo Hymenoptera
Ada banyak jenis tawon bracon. Panjangnya 2-15 mm, berwarna hitam, coklat atau merah pada bagian tubuhnya. Berbagai jenis tawon bracon menyerang ulat, kutu, kepik, wereng dan serangga lain. Ada tawon bracon (namanya Spathius piperis) yang menyerang penggerek batang lada. Tawon bracon hinggap di atas inang dan meletakkan telur kedalamnya.
Tawon Spathius piperis
Family Braconidae, Ordo Hymenoptera
Tawon braconid dengan nama Spathius piperis adalah parasitoid penting pada penggerek batang lada. Penggerek tersebut adalah larva kumbang moncong namanya Lophobaris. Parasitoid Spathius adalah tawon kecil panjangnya kira-kira setengah senti, warnanya coklat kuning kehitam-hitaman. Tawon betina mempunyai ovipositor panjang. Ia masuk lubang larva Lophobaris di cabang lada dan terus menempatkan telurnya di atas larva tersebut, kemudian ia mundur keluar. Tawon Spathius merupakan musuh alami penting: sampai 25% larva Lophobaris dapat diparasitasi.
Lalat tachinid
Famili Tachinidae, Ordo Diptera.
Lalat tachinid kelihatan seperti lalat rumah tetapi bulunya lebih tebal. Larva lalat yang berada di pupuk kandang adalah bukan tachinid, karena larva tachinid berada di dalam ulat atau binatang lain. Lalat ini digunakan untuk mengendalikan berbagai jenis hama secara hayati. Panjangnya lalat 3 sampai 15 mm (kepala sampai ujung sayap).
PATOGEN
Jamur Beauveria bassiana
Beauveria bassiana, Kelas Hyphomycetes
Jamur Beauveria bassiana menyerang banyak jenis serangga, di antaranya kumbang, ngengat, ulat, kepik dan belalang. Jamur ini umumnya ditemukan pada serangga yang hidup di dalam tanah, tetapi juga mampu menyerang serangga pada tanaman atau pohon. Jamur Beauveria bassiana berwarna putih, dan biasanya cukup kelihatan pada badan inangnya. Serangga yang terserang oleh jamur Beauveria bassiana biasanya akan mati dalam waktu 1-2 minggu.
Jamur Trichoderma
Trichoderma koningii, T. harzianum dan T. viride, Kelas Hyphomycetes
Jamur Trichoderma telah banyak dikembangkan untuk pengendalian penyakit jamur akar terutama busuk pangkal batang yang disebabkan oleh Phytophthora capsici pada tanaman lada. Trichoderma koningii umumnya dapat diisolasi dari tanah yang diambil di lapangan, sehingga dapat dikembangkan dan digunakan pada tempat itu juga (spesifik lokasi). Spora jamur ini sangat cepat berkembang pada suhu 22-230C. Kumpulan spora Trichoderma mulanya berwarna putih jernih kemudian menjadi kehijauan dan akhirnya berwarna hijau gelap. Jamur Trichoderma lebih efektif digunakan untuk pencegahan penyebaran penyakit pada pohon lada yang berada disekitar pohon yang sudah terserang berat atau mati akibat jamur. Jamur Trichoderma dapat juga langsung dicampur dengan tanah disekitar tanaman lada yang telah diserang oleh busuk pangkal batang, kemudian tanaman lada baru dapat ditanam di tajar yang sama, sehingga Trichoderma tersebut mencegah serangan jamur busuk pangkal batang.
Sabtu, 26 Desember 2009
Perkembangbiakan generatif
tugas perkembangbiakan tanaman
BUNGA
Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (division Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.
Bunga merupakan organ generatif tanaman, hal itu disebabkan, melalui bunga akan berlanjut regenerasi tanaman baru sehingga tanaman selalu eksis dari waktu ke waktu. Bungaterbagimenjadidua golongan yaitu bunga lengkap (hermaphrodite dan complete flower) dan bunga tidak lengkap (incomplete flower). Pengertian lengkap atau tidak lengkapnya bunga ditinjau dari adanya bunga jantan dan bunga betina dalam sekuntum bunga, atau juga dilihat berdasarkan berfungsi atau tidaknya masing-masing organ tersebut.
Dalammenyiasatipemberdayaanbunga perlu diketahui sifat-sifat morfologi bunga, yang diamati bentu dan ukuran serta letak bunga, warna, bau dan jumlah benag sari serta ada tidaknya madu. Disampin itu perlu diperhatikan apakah bunga hermafrodit, uniseksual, berumah satu atau berumah dua. Ciri morfologi tiap organ yang menyusun bunga pada umumnya telah beradaptasi terhadap penyerbuknya.
FUNGSI BUNGA
Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.
Beberapa bunga memiliki warna yang cerah dan secara ekologis berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan. Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni. Bunga menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias.
PEMBUNGAAN
Proses pembungaan mengandung sejumlah tahap penting, yang semuanya harus berhasil dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu biji. Proses pembungaan tanaman terutama pada tanaman tahunan adalah sangat kompleks. Secara fisiologis proses pembungaan ini masih sulit dimengerti, hal ini disebabkan kurangnya informasi yang tersedia. Dalam perkembangannya, proses pembungaan ini meliputi beberapa tahap dan semua tahap harus dilalui dengan baik agar dapat menghasilkan panen tinggi (Ashari,1998). Menurut Elisa (2004) tahapan dari pembungaan meliputi :
1.Induksi bunga (evokasi)
Adalah tahap pertama dari proses pembungaan, yaitu suatu tahap ketika meristem vegetatif diprogram untuk mulai berubah menjadi meristem reproduktif. Terjadi di dalam sel. Dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan dalam pembelahan dan diferensiasi sel.
2. Inisiasi bunga
Adalah tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif mulai dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya. Transisi dari tunas vegetatif menjadi kuncup reproduktif ini dapat dideteksi dari perubahan bentuk maupun ukuran kuncup, serta proses-proses selanjutnya yang mulai membentuk organ-organ reproduktif.
Menurut Ashari (1998) tanaman keras ternyata mempunyai periode inisiasi dan pembungaan yang sangat beragam. Pada umumnya periode antara inisiasi dan pembungaan berkaitan dengan sifat tumbuhnya yang juga dipengaruhi oleh iklim. Kebanyakan tanaman tropis dan subtropis mempunyai periode inisiasi bunga dan antesis yang sangat singkat.
3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (bunga mekar)
Ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga. Pada tahap ini terjadi proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan dan pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina.
4. Anthesis
Merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya anthesis terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan dan betina, walaupun dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan maupun betina, masak sebelum terjadi anthesis, atau bahkan jauh setelah terjadinya anthesis. Bunga-bunga bertipe dichogamy mencapai kemasakan organ reproduktif jantan dan betinanya dalam waktu yang tidak bersamaan.
5. Penyerbukan dan pembuahan
Tahap ini memberikan hasil terbentuknya buah muda. Detil dari proses penyerbukan dan pembuahan akan dijelaskan pada bab tersendiri.
6. Perkembangan buah muda menuju kemasakan buah dan biji
Tahap ini diawali dengan pembesaran bakal buah (ovarium), yang diikuti oleh perkembangan cadangan makanan (endosperm), dan selanjutnya terjadi perkembangan embryo.
Pembesaran buah merupakan efek dari pembelahan dan pembesaran sel, yang meliputi tiga tahap:
· Tahap pertama :
Terjadi peningkatan penebalan pada pericarp oleh adanya pembelahan sel.
· Tahap kedua :
Terjadi pembentukan dan pembesaran vesikel berair (juice vesicle); biasanya terjadi pada buah-buah fleshy
· Tahap ketiga :
Tahap pematangan, biasanya terjadi pengkerutan jaringan dan pengerasan endocarp pada buah-buahan.
PENYERBUKAN
Penyerbukan atau polinasi adalah transfer serbuk sari/polen ke kepala putik (stigma). Kejadian ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi (Ashari,1998).
Menurut Elisa (2004) penyerbukan merupakan :
- pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum)
- peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) di atas kepala putik (stigma).
Bunga merupakan alat reproduksi yang kelak menghasilkan buah dan biji. Di dalam biji ini terdapat calon tumbuhannya (lembaga). Terjadi buah dan biji serta calon tumbuhan baru tersebut karena adanya penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan berbiji telanjang) (Sutarno dkk,1997). Menurut Ashari (1998) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses polinasi berjalan lancar dengan hasil optimal, antara lain :
1.Sistem penyilangan (breeding system) dan variasi jenis kelamin yang menentukan perlunya penyerbukan silang.
2.Saat penyebaran serbuk sari, reseptimatis stigma induk bunga, seluruh tanaman/ pohon yang dikaitkan dengan aktivitas harian serta musiman vektor penyebuk.
3.Vektor yang berperan dalam penyerbukan.
4.Pengaruh cuaca terhadap sinkronisasi pembungaan, penyebaran serbuk sari, serta aktivitas vektor.
MACAM PENYERBUKAN DI ALAM
Menurut Elisa (2004) penyerbukan dapat dibedakan menjadi :
1.Penyerbukan tertutup (kleistogami)
Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama. Dapat disebabkan oleh :
· Putik dan serbuk sari masak sebelum terjadinya anthesis (bunga mekar)
· Konstruksi bunga menghalangi terjadinya penyerbukan silang (dari luar), misalnya pada bunga dengan kelopak besar dan menutup. Contoh : familia Papilionaceae
2.Penyerbukan terbuka (kasmogami)
Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda. Hal ini dapat terjadi jika putik dan serbuk sari masak setelah terjadinya anthesis (bunga mekar)
Beberapa tipe penyerbukan terbuka yang mungkin terjadi :
a. Autogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama
b. Geitonogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda, dalam pohon yg sama
c. Allogamie (Silang): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg sejenis
d.Xenogamie (asing): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg tidak sejenis
Beberapa tipe bunga yang memungkinkan terjadinya penyerbukan terbuka :
a. Dikogami Putik dan benang sari masak dalam waktu yang tidak bersamaan.
•Protandri : benang sari lebih dahulu masak daripada putik
•Protogini : putik lebih dahulu masak daripada benang sari
b. Herkogami
Bunga yang berbentuk sedemikian rupa hingga penyerbukan sendiri tidak dapat terjadi. Misal Panili yang memiliki kepala putik yang tertutup selaput (rostellum).
c. Heterostili
Bunga memiliki tangkai putik (stylus) dan tangkai sari (filamentum) yg tidak sama panjangnya
• tangkai putik pendek (microstylus) dan tangkai sari panjang
•tangkai putik panjang (macrostylus) dan tangkai sari pendek
Tanaman yang mempunyai nilai strategis yang sangat penting, pada umumnya, tidak mempunyai masalah dalam penyerbukan, misalnya tanaman pangan (Padi,Jagung,Palawija dan kedelai). Pada umumnya tanaman tersebut bersifat self fertile, artinya menghasilkan tepung sari yang subur demikian juga putiknya. Jenis bunga tanaman pangan seperti padi, kedelai da kacang hijau adalah sempurna, yaitu dalam sekuntum bunga terdapat bunga jantan (stamen) dan bunga betina (pistil). Hal tersebut memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri (self pollination). Di sisi lain, sekelompok tanaman yang pada umumnya tanaman buah-buahan tahunan bersifat self infertile. Ketidaksuburan tepung sari maupun ketidaknormalan putik menyebabkan permasalahan dalam proses penyerbukan maupun pembuahannya (Ashari,2004). Pada proses penyerbukan, apabila bunga dalam suatu tanaman memiliki tepung sari yang tidak subur maka bunga tersebut memerlukan tepung sari lain yang subur. Ada juga tanaman yang mempunyai bunga sempurna,namun susunan morfologi bunga tidak memungkinkan terjadinya self pollination, misalnya terpisahnya bunga jantan dan bunga betina (salak dan kurma) atau halangan fisik lainnya Dengan demikian, jenis tanaman tersebut memerlukan polinator baik yang alami seperti angin, serangga, atau hewan mamalia maupun manusia untuk memindahkan tepung sari dari kepala sari ke kepala putiknya
Factor yang mempengaruhi pertumbuhan
1. Factor lingkungan, meliputi
1. | Air dan Mineral berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal. |
2. | Kelembaban. |
3. | Suhu di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis tumbuhan. |
4. | Cahaya mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor penghambat. |
2. Factor genetic, meliputi
1.faktor hereditas
2.faktor hormon
a. | Auksin - membantu perkecambahan - dominasi apikal |
b. | Giberelin Fungsi giberelin : - pemanjangan tumbuhan - berperan dalam partenokarpi |
c. | Sitokinin |
d. | Gas etilen Banyak ditemukan pada buah yang sudah tua |
e. | Asam absiat |
f. | Florigen |
g. | Kalin - Rhizokalin - Kaulokali - Filokalin - Antokalin |
h. | Asam traumalin atau kambium luka Merangsang pembelahan sel di daerah luka sebagai mekanisme untuk menutupi luka |