Kamis, 26 November 2009

HARA KALIUM, KALSIUM DAN MAGNESIUM

TUGAS KESUBURAN DAN KESEHATAN TANAH


Kalsium (K)

Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang K dan nomor atom 19. Kalium berbentuk logam lunak berwarna putih keperakan dan termasuk golongan alkali tanah. Secara alami, kalium ditemukan sebagai senyawa dengan unsur lain dalam air laut atau mineral lainnya. Kalium teroksidasi dengan sangat cepat dengan udara, sangat reaktif terutama dalam air, dan secara kimiawi memiliki sifat yang mirip dengan natrium. Dalam bahasa Inggris, Kalium sering disebut Potassium.

Sumber-sumber Kalium (K)

Sumber kalium dapat bersifat alami seperti pelican silikat primer dan pelican liat. Pelican silikat primer yang mengandung kalium antara lain muskovit, biotit, mikrolin, mika-K, feldspar-K dan beberara pelican lain. Sedangkan pelican liat yang mengandung antara lain ilit, vermikulit, kaolinit, montmorilonit, zeolit dan alofan.

Fungsi utama Kalium (K) ialah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Yang tidak bisa dilupakan ialah Kalium pun merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi kekeringan dan penyakit.

Kekurangan Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda.

a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak bergeri emah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil

c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan

d. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur

e. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah

Khusus untuk tanaman padi, gejala kekurangan unsur Kalium dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Daun

Daun tanaman padi yang kekurangan Kalium akan berwarna hijau gelap dengan banyaknya bintik-bintik yang warnanya yang menyerupai karat. Bintik-bintik itu pertama-tama muncul pada bagian atas daun yang sudah tua, ujung daun dan tepi daun menjadi seperti terbakar (necrotic), berwarna coklat kemerahan atau coklat kuning. Daun-daun tua, khususnya di tengah hari akan terkulai dan daun-daun muda menggulung ke arah atas dan memperlihatkan gejala-gejala kekurangan air

b. Batang

Batang tanaman padi yang kekurangan Kalium akan tumbuh pendek dan kurus. Dan kebanyakan varietas-varietas padi yang kekurangan Kalium lebih mudah rebah

c. Akar

Pertumbuhan akar biasanya sangat terbatas, ujung akar akan tumbuh kurus dan pendek, dan akar selalu cenderung berwarna gelam dan hitam. Akar-akar cabang dan akar rambat sangat kurus dan selalu memperlihatkan gejala pembusukan akar.

d. Bulir dan Malai

Pertumbuhannya akan pendek dan umumnya mempunyai persentase kehampaan buah yang tinggi. Sedang jumlah bulir yang berisi untuk setiap helainya akan rendah, bulir-bulir padi akan berukuran kecil dan tidak teratur bentuknya, mutu dan berat 1.000 bulir akan berkurang, persentase bulir-bulir yang tidak berkembang dan tidak dewasa bertambah.


Kalsium (Ca)

Calsium (Ca) merupakan hara makro bagi tanaman disamping Nitrogen, Fosfor, Kalium, Magnesium dan Belerang. Unsur ini biasanya tidak dianggap sebagai unsur pupuk , oleh karena itu relatif kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan unsur N, P dan K.

Pemakaian N, P dan K secara besar-besaran serta penggunaan varietas-varietas tanaman yang konsumtif terhadap unsur hara mengakibatkan unsur kalsium (Ca) terangkut dari Tanah secara terus-menerus, sehingga ketersedian di dalam tanah sangat kecil. Kalsium juga merupakan salah satu kation utama pada komplek pertukaran, sehingga biasa dihubungkan dengan masalah kemasaman tanah dan pengapuran, karena merupakan kation yang paling cocok untuk mengurangi kemasaman atau menaikan pH tanah.

A. Sumber Kalsium

Di dalam tanah, kalsium selain berasal dari bahan kapur dan pupuk yang ditambahkan juga berasal dari batuan dan mineral pembentuk tanah. Belerang mineral yang mengandung kalsium antara lain: Amfibal (CaMg(CO3)2), Apatit (Ca5(PO4)3(ClF), Dolomit (CaMg(CO3)2) dan Kalsit (CaCO3). Mineral-mineral yang mengandung Ca pada umumnya sedikit lebih cepat lapuk dari pada mineral-mineral yang lainnya, sehingga ada kecenderungan Ca di dalam tanah akan menurun dengan meningkatnya pelapukan dan pencucian. Melalui proses pelapukan dan hancuran mineral-mineral tersebut membebaskan kalsium ke dalam air disekitarnya. Kalsium yang dilepaskan akan mengalami:

1. Hilang terbawa air perkolasi atau air drainase.

2. Diserap oleh organisme hidup.

3. Dijerap oleh organisme hidup.

4. Diendapkan kembali sebagai mineral-mineral sekunder terutama di daerah beriklim kering.

B. Ketersediaan Kalsium Untuk Tanaman

Kalsium di dalam tanah diserap tanaman dalam bentuk Ca2+ , yang berasal dari bentuk yang dapat ditukar atau dalam bentuk larut air. Seperti kation-kation lain, Ca2+ di dalam tanah selalu dalam keseimbangan dinamis, sehingga jika bentuk larut air berkurang, misalnya karena pencucian atau penyerapan oleh tanaman maka ia akan digantikan oleh bentuk dapat ditukar. Sebaliknya apabila bentuk larut air tiba-tiba meningkat, misalnya karena pemupukan, maka keseimbangan akan berubah dengan arah berlawanan.

Faktor-faktor yang menentukan ketersediaan kalsium bagi tanaman :

1. Jumlah kalsium yang dapat ditukar.

2. Derajat kejenuhan unsur-unsur tersebut pada kompleks pertukaran.

3. Tipe koloid tanah.

4. Sifat ion-ion komplementer yang di jerap liat.

Kalsium yang bersifat dapat ditukar di dalam tanah mempunyai kaitan penting dengan pH tanah dan ketersedian beberapa unsur hara. Kelebihan kalsium menyebabkan kalsium karbonat mengendap dan pH penyangga mendekati 8, sehingga akan mengakibatkan turunnya kelarutan fosfor, besi, Mo dan Zn, dan kadang-kadang menyebabkan kekahatan satu atau lebih hara-hara tanaman esensial.

Pada umumnya persediaan kalsium di dalam tanah cukup besar, tetapi dengan adanya pemakaian pupuk Nitrogen, Fosofor, Kalium secara terus menerus dan penggunaan varietas yang konsumtif terhadap unsur hara menyebabkan persedian di dalam tanah menipis, yang berakibat pada tanah-tanah masam terjadi kekurangan unsur Ca, komplek pertukaran kation dikuasai oleh ion-ion Al. Padahal kita ketahui Al larut dapat meracuni tanaman.

C. Fungsi Kalsium pada Tanaman

Kalsium dijumpai pada tiap-tiap sel tanaman, kebanyakan unsur ini dijumpai dalam tanaman sebagai kalsium pektat pada dinding sel-sel daun dan batang. Sehingga kalsium akan memperkuat bagian-bagian ini. Kalsium begitu kuat menyatu dengan dinding sel, sehingga ia tidak dapat dipindahkan dari sel-sel tua untuk membentuk sel-sel baru. Tanaman yang kekurangan kalsium tumbuh kerdil karena sel-sel yang baru kecil-kecil dan jumlahnya sedikit, dan mempunyai batang lemah, karena dinding-dinding selnya tipis tidak setebal dengan dinding sel normal. Kalsium relatif tidak mobil di dalam tanaman, oleh karena itu tidak ditranslokasikan dari bagian-bagian tua ke bagian yang lebih muda.

Peranan kalsium di dalam pertumbuhan tanaman antara lain :

1. Mendorong pembentukan dan pertumbuhan akar lebih dini.

2. Memperbaiki ketegaran dan kekahatan tanaman.

3. Mempengaruhi peng-angkutan air dan hara-hara lain.

4. Diperlukan untuk pemanjangan sel-sel, sintesis protein dan pembelahan sel.

5. Mengatur translokasi karbohidrat, kemasaman dan permeabilitas sel.

6. Mendorong produksi tanaman padi-padian dan biji tanaman.

7. Membantu menetralkan asam-asam organik yang bersifat meracuni.

8. Penting untuk pembentukan dan berfungsi nya bakteri-bakteri bintil akar (Rhizobia) pada tanaman legum.

D. Gejala Tanaman Kekurangan Ca

Dicirikan oleh berkurangnya pertumbuhan jaringan meristimatik. Gejala pertamanya akan teramati pada titik-titik tumbuh dan daun-daun muda. Bagian-bagian ini menjadi rusak dan klorosis, dan pada tingkat lanjut terjadi nekrosis pada tepi-tepi daun.

Daun-daun dan akar-akar muda sering melekuk-lekuk, berkerut-kerut pendek dan berlekatan satu sama lain. Pada tanaman tomat ditandai dengan penyakit yang disebut busuk pucuk buah. Pada tanaman tembakau yang kahat kalsium daun-daunnya berlekuk-lekuk dan keriting.

Sedangkan pada tanaman jagung kekahatan kalsium menghalangi pemunculan dan pemekaran daun-daun baru, daun-daun tertutup oleh gelatin yang menyebabkan daun-daun tersebut berlekatan satu sama lain. Untuk tanaman kacang tanah menyebabkan terjadinya polong kosong karena buah tidak berkembang.

Karena perannya begitu penting bagi pertumbuhan tanaman, sementara ketersediaan di dalam tanah semakin menipis maka untuk dapat memperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman yang optimal perlu adanya pemupukan unsur Ca baik melalui tanah maupun diberikan lewat daun.


Magnesium (Mg)

Agar tercipta hijau daun yang sempurna dan terbentuk karbohidrat, lemak, dan minyak-minyak, magnesium lah biangnya. Magnesium (Mg) pun memegang peranan penting dalam transportasi fosfat dalam tanaman. Dengan demikian, kandungan fosfat dalam tanaman dapat dinaikkan dengan jalan menambah unsur magnesium.

Senyawa-senyawa magnesium telah lama diketahui. Black telah mengenal magnesium sebagai elemen di tahun 1755. Davy berhasil mengisolasikannya di tahun 1808 dan Busy mempersiapkannya dalam bentuk yang koheren di tahun 1831. Magnesium merupakan elemen terbanyak kedelepan di kerak bumi. Ia tidak muncul tersendiri, tapi selalu ditemukan dalam jumlah deposit yang banyak dalam bentuk magnesite, dolomite dan mineral-mineral lainnya.
Sumber-sumber

Logam ini sekarang dihasilkan di AS dengan mengelektrolisis magnesium klorida yang terfusi dari air asin, sumur, dan air laut.

Sifat-sifat Magnesium (Mg)

Magnesium merupakan logam yang ringan, putih keperak-perakan dan cukup kuat. Ia mudah ternoda di udara, dan magnesium yang terbelah-belah secara halus dapat dengan mudah terbakar di udara dan mengeluarkan lidah api putih yang menakjubkan.

Kegunaan

Magnesium digunakan di fotografi, flares, pyrotechnics, termasuk incendiary bombs. Ia sepertiga lebih ringan dibanding aluminium dan dalam campuran logam digunakan sebagai bahan konstruksi pesawat dan missile. Logam ini memperbaiki karakter mekanik, fabrikasi dan las aluminium ketika digunakan sebagai alloying agent. Magnesium digunakan dalam memproduksi grafit dalam cast iron, dan digunakan sebagai bahan tambahan conventional propellants. Ia juga digunakan sebagai agen pereduksi dalam produksi uranium murni dan logam-logam lain dari garam-garamnya. Hidroksida (milk of magnesia), klorida, sulfat (Epsom salts) dan sitrat digunakan dalam kedokteran. Magnesite digunakan untuk refractory, sebagai batu bata dan lapisan di tungku-tungku pemanas.

Senyawa-senyawa

Magnesium organik sangat penting untuk tumbuhan dan kehidupan binatang-binatang. Klorofil merupakan perphyrins dengan magnesium sebagai pusatnya. Kebutuhan gizi orang dewasa akan magnesium organik berkisar sekitar 300 mg/hari.

Kekurangan unsur hara Magnesium (Mg)

a. Daun-daun tua mengalami klorosis (berubah menjadi kuning) dan tampak di antara tulang- tulang daun, sedang tulang-tulang daun itu sendiri tetap berwarna hijau. Bagian di antara tulang-tulang daun itu secara teratur berubah menjadi kuning dengan bercak-bercak merah kecoklatan

b. Daun-daun mudah terbakar oleh teriknya sinar matahari karena tidak mempunyai lapisan lilin, karena itu banyak yang berubah warna menjadi coklat tua/kehitaman dan mengkerut

c. Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang/lemah, malah kalau tanaman tetap tumbuh maka tanaman akan nampak lemah sekali.

UNSUR NITROGEN DAN FOSFOR

TUGAS KESUBURAN DAN KESEHATAN TANAH


SUMBER NITROGEN

Sumber utama Nitrogen adalah Nitrogen bebas di atmosfir yang takarannya mencapai 78% volume dan sumber lainnya senyawa-senyawa yang tersimpan dalam tubuh jasad.

BENTUK DAN KEBERADAAN NITROGEN DALAM TANAH

Nitrogen atmosfir (N2) memasuki system tanah melalui perantaraan jasad renik penambat N, hujan dan kilat. Jasad renik penambat N bebas mengubah bentuk N2 menjadi senyawa N-asam amino dan N-protein. Jika jasad renik mati, bakteri pembusuk melepaskan asam amino dari protein, dan bakteri amonifikasi melepaskan amonium dari gugus amino, yang selanjutnya akan larut dalam tanah. Amonium dapat diserap oleh tanaman, dan sisa amonium diubah menjadi nitrit, kemudian menjadi nitrat oleh bakteri nitrifikasi dan dapat langsung diserap oleh tanaman. Senyawa N-amonium dan N-nitrat yang dimanfaatkan oleh tanaman, akan diteruskan ke hewan dan manusia dan kembali memasuki system tanah melalui sisa-sisa jasad yang akan diurai oleh bakteri membentuk senyawa N-amonium.

Mineralisasi Senyawa Nitrogen Kompleks

Senyawa nitrogen yang tertambat jasad yang dilibatkan dalam kegiatan fisiologinya, dikembalikan ke dalam peredaran nitrogen setelah mengalami mineralisasi. Peruraian senyawa N-kompleks menjadi senyawa N-anorganik sederhana memungkinkan digunakan lagi dalam asimilasi jasad, berlangsung dalam beberapa tahapan yang melibatkan peranan berbagai macam jasad pengurai.

Perubahan bentuk senyawa N ini melibatkan serangkaian reaksi ensimatik dalam tubuh jasad. Perubahan bentuk senyawa N ini dapat dituliskan sebagai berikut :

Protein dan senyawa serupa + Pencernaan ensimatik Senyawa amino-kompleks + CO2 + E + Hasil lain

Proses perubahan bentuk senyawa N organic kompleks menjadi senyawa N organic lebih sederhana (asam amino) disebut aminasi.

Factor lingkungan yang mengendalikan mineralisasi nitrogen adalah: temperature, lengas dan ciri-ciri tanah. Selain itu, penambahan urea pada tanah akan mempercepat mineralisasi N.

Laju mineralisasi nitrogen juga dikendalikan oleh kandungan N-total tanah, lamanya inkubasi dan temperature inkubasi.

AMONIFIKASI

Asam amino yang dibentuk melalui aminasi akan terus diserang untuk diurai dan dimanfaatkan oleh jasad renik sampai terbentuk amonium melalui serangkaian proses ensimatik yang disebut amonifikasi. Amonium yang dibebaskan dari setiap satuan penggunaan protein mencapai 80%, sedangkan sisanya tetap berada dalam jaringan tubuh jasad pengurainya.

NITRIFIKASI

Nitrifikasi merupakan suatu proses oksidasi ensimatik yang dilakukan sekelompok jasad renik dan berlangsung dalam dua tahap yang terkoordinasikan.

Reaksi-reaksi dalam nitrifikasi senyawa N-amonium dapat dituliskan sebagai berikut :

Tahap pertama (nitrisasi)

Tahap kedua (nitrasasi)

Nitrifikasi dapat terhambat oleh sejumlah racun pada kepekatan rendah, seperti sodium tiosianat, metionin, guanidine, tiourea dan senyawa lain yang mengandung kelompok SH-aktif, seperti ditiokarbonat dan dimetil ditiokarbonat. Sedangkan pada keadaan temperature, tanah dan kelengasan ideal, nitrifikasi berlangsung sangat cepat.

Faktor Tanah Pengendali Nitrifikasi

Factor tanah yang banyak berperan dalam pengendalian nitrifikasi adalah tata udara, temperature, kelengasan, kapur aktif, pupuk dan nisbah C/N.

DENITRIFIKASI

Denitrifikasi merupakan proses pereduksian senyawa N-nitrat menjadi gas nitrogen dan/atau gas nitrogen oksida, dengan nitrat bertindak sebagai penerima hydrogen. Laju denitrifikasi total akan konstan pada pH di atas 6,0, tetapi produksi N2O dan N2 tergantung pada pH.

Tegangan oksigen ≤ 5 mm Hg akan mengurangi laju denitrifikasi sampai sepersepuluh dari laju denitrifikasi kahat oksigen. Pemakaian jerami sebagai substrat untuk menggantikan alfalfa ternyata mengurangi laju denitrifikasi walau perbandingan N2 dan N2O yang terbentuk tidak berubah.

VOLTASILASI AMONIUM

Volatilisasi n-amonium akan mengubah senyawa amonium menjadi gas amoniak yang akan dibebaskan memasuki atmosfer.

Kimiawi pembentukan NH3

Pembentukan gas amoniak dari pupuk N yang diberikan pada tanah berkapur tergantung pada anion yang ada dalam garam. Pembentukan gas amoniak mempengaruhi kelarutan CaSO4 dan Ca(NO3)2 yang terbentuk melalui reaksi garam amonium dengan CaCO3. Pembentukan gas amonium ini meningkat sejalan peningkatan PH, karena ion OH- meningkat sejalan peningkatan pH, maka pembentukan gas amoniak dituliskan

Penyerapan nitrogen

Anasir hara nitrogen (N) diserap perakaran tanaman dalam bentuk anion nitrat (NO3-), kation amonium (N4+) dan bahan lebih kompleks, seperti asam amino larut air dan asam nukleik. Setiap jenis tanaman mempunyai kecenderungan khusus untuk menggunakan bentuk ion nitrogen yang dibutuhakannya dan kecendrungan ini dapat berubah oleh factor lingkungan. Umumnya tanaman mampu menyerap dan menggunakan nitrat dan amonium. Tanaman lahan atusan lebih banyak menyerap N dalam bentuk anion nitrat, sedangkan tanman padi sawah lebih banyak menyerap N-NH4+.

PERAN NITROGEN DALAM TANAH

Kekahatan nitrogen menyebabkan pembelahan sel terhambat dan akibatnya menyusutkan pertumbuhan. Jika pasok nitrogen cukup, daun tanaman akan tumbuh besar dan memperluas permukaan yang tersedia untuk fotosintesis. Pasok nitrogen yang tinggi mempercepat pengubahan karbohidrat menjadi protein dan kemudian diubah menjadi protoplasma dan sebagian kecil dipergunakan menyusun dinding sel, terutama karbohidrat bebas nitrogen, seperti: kalsium pektat, selulosan, selulosa, lignin berkadar N- rendah.

Jadi, nitrogen mempengaruhi pertumbuhan tanaman dapat melalui cara-cara sebagai berikut. a. menjadikan tanaman berwarna hijau, b. meningkatkan pertumbuhan daun dan batang, c. menjadikan tanaman lebih sukulen, d. kadang menahan pertumbuhan akar, e. membantu dalam produksi biji, f. dapat melambatkan pematangan tanman, g. meningkatkan kandungan protein buah atau biji, h. mengurangi presentase pelican dalam buah, i. mengurangi pengaruh buruk udara dingin.

HARA FOSFOR

TUGAS KESUBURAN DAN KESEHATAN TANAH


Sumber Fosfor

Sumber dan cadangan fosfor (P) alam adalah kerak bumi yang kandungannya mencapai 0,12% P, dalam bentuk batuan fosfat, endapan guano dan endapan fosil tulang. Pelican organic tanah yang mengandung P antara lain : asam nukleat, fitin dan turunannya, fosfolipida, fosfoprotein, fosfat inositol dan fosfat metabolic.

Bentuk dan Keberadaan Fosfor dalam Tanah

Fosfor alam memasuki system tanah melalui penghancuran dan peruraian yang berjalan lambat oleh karena daya larutnya yang rendah. Walaupun pembebasan P dalam bentuk tidak larut batuan fosfat dan bentuk lain, sangat lambat namun takaran P yang diangkut air sungai dan diendapkan di laut sangat besar. Hanya sebagian kecil P kembali ke tanah melalui guano yang dihasilkan burung laut dan oleh manusia melalui ikan yang dikonsumsinya. Batuan fosfat yang ditambang dan dijadikan pupuk fosfat semakin mempercepat proses pengurasan P daratan. Fosfat-pupuk memasuki system pengangkutan menuju laut melalui air limpasan dan agregat hasil erosi tanah.

Hasil uraian P-alam berupa senyawa fosfat yang berada alam system tanah dengan berbagai jenjang kelarutan. Bentuk fosfat ini akan dikonsumsi oleh jasad hidup, dijerap pelican liat, bahan organic, kation Al, Fe, Mn, Ca dan kation lain. Fosfat yang dikonsumsi jasad hidup akan dilibatkan dalam sintesis protoplasma dan kembali memasuki system tanah setelah diurai oleh bakteri fosfat. Fosfat yang tidak terkendalikan oleh mekanisme penahan di atas akan memasuki system pengatusan dan berakhir dengan pengendapan di laut.

Batuan Fosfat

Batuan fosfat merupakan sumber utama pupuk fosfat, dan mutu ketersediaanya bagi tanaman hamper menyamai super fosfat. Kemampuan batuan fosfat memasok anasir P tersedia, bergantung pada pH tanah dan watak hakiki batuan itu.

Komposisi batuan fosfat dapat terlihat dalam reaksi berikut :

Ca (PO ) F + H H PO + Ca + senyawa lain

Kesetimbangan Senyawa P dalam Tanah

Kesetimbangan anion P dalam system tanah adalah sebagai berikut :

H PO H O + HPO H O + PO

Factor Pengendali Ketersediaan Fosfor

Factor pengendali ketersediaan fosfor meliputi dua kelompok yaitu

1. Faktor tanah yang terdiri dari komposisi pelican tanah, pH tanah, kandungan liat, kandungan bahan organic, kelengasan tanah, temperature tanah dan tata udara tanah.

2. Faktor tanaman.

Penambatan P-Organik

Mekanisme panambatan asam nukleat yang merupakan sumber P dari kelompok senyawa P organic yang serupa jerapan oleh pelican liat silikat melalui reaksi pertukaran kation. Penyerapan ini dapat balik dan berhubungan linier dengan kapasitas tukar kationnya.

Bahan Organik

Bahan organic tanah cenderung meningkatkan ketersediaan P. Selain itu, pengapuran dapat meningkatkan populasi jasad renik tanah dan menyebabkan peningkatan mineralisasi P-organik.

PEMBIBITAN JERUK

TUGAS MANAJEMAN PEMBIBITAN



Tanaman jeruk merupakan tanaman buah yang berasal dari asia, tetapi cina di percaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari amerika dan italia. Jeruk mempunyai banyak manfaat diantaranya
• Tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yang tinggi
• Dibeberapa Negara telah di produksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alcohol dan pectin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk di pakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi esens minuman dan untuk campuran kue.
• Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri saluran nafas bagian atas dan penyembuh radang mata.
Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus. sp

Syarat lokasi
Lokasi yang cocok digunakan untuk pembibitan jeruk adalah yang dekat dengan sumber air. Tempat yang strategis guna memperlancar pengangkutan/distribusi bibit juga harus diperhitungkan. Luas lahan/tanah yang digunakan disesuaikan dengan besar kecilnya usaha pembibitan tanaman jeruk agar terkondisi dalam pengaturan letak pembibitan. Lokasi pembibitan harus bebas dari genangan air atau banjir dan jauh dari sumber hama penyakit. Tinggi tempat dimana tanaman jeruk dapat di bibitkan dan budidayakan berfariasi dari daratan rendah sampai daratan tinggi tergantung pada spesies
Jenis keprok Madura, keprok tejaluka: 1-900 m dpl
Jenis keprok batu 55, keprok garut: 700-1200 m dpl
Jenis manis punten, waturejo, WNO, VLO: 300-800 m dpl
Jenis siem: 1-700 m dpl
Jenis besar nambangan-madiun, bali, gulung:1-700 m dpl
Jenis jepun kasturi, kumkuat: 1-1000 m dpl
Jenis purut: 1-400 m dpl

Kondisi iklim
Salah satu syarat tumbuh untuk tanaman jeruk adalah iklim, yang meliputi
1. Kecepatan angin yang baik antara 40-48%. Lebih dari itu dapat merontokkan bunga dan buah. Untuk daerah yang intensitas anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.
2. Jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah di perlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tetap lembab.
3. Temperature optimal antara 25-30o C. Namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada 38o C. Jeruk keprok memerlukan temperatur 20o C
4. Semua jenis jeruk tidak suka tempat yang terlindungi dari sinar matahari.
5. Kelembapan optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%

Faktor-faktor yang berpengaruh
Factor yang berpengaruh dalam pembibitan jeruk adalah meliputi
• Keberhasilan dalam melakukan okulasi
• Kesterilan alat

Kendala-kendala dilapang
Kendala-kendala yang sering ditemui dilapang adalah kurang berhasilnya teknik okulasi yang dilakukan, adanya serangga yang dapat merusak daun dan batang tanaman, gejala alam yang berubah misalnya hujan dan panas yang tidak menentu.

Media tanam
1. Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7-27%, debu 25-50%, cukup humus, tata air dan udara baik
2. Jenis tanah andosol dan latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk
3. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah adalah 5,6-6,5 dengan pH optimum 6
4. Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150-200 cm dibawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%
5. Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 30o.

Metode pembibitan
Metode pembibitan dapat dilakukan dengan cara okulasi untuk memperbanyak tanaman. Bahan dan alat yang harus disiapkan dalam okulasi adalah:
 Pisau okulasi yang tajam dan bersih
 Tali plastik atau rafia untuk mengikat mata tempel ke batang bawah
 Kain lap untuk membersihkan batang pangkal bawah
 Gunting pangkas untuk membuang tunas-tunas liar

Teknik pembibitan
Teknik pembibitan dapat menggunakan cara generative dan vegetatif. Cara generative dapat menggunakan biji, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Biji diambil dari buah dengan memeras buah yang telah dipotong. Biji dikeringanginkan di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya hilang. Areal persemaian memiliki tanah yang subur. Tanah diolah sedalam 30-40 cm dan dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2.
Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5x2 cm dan langsung disiram. Setelah tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanamkan ke polybag 15x35 cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam polybag adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1)
Cara yang kedua yaitu dengan cara vegetative yaitu menyambung (okulasi). Okulasi adalah menempelkan mata tunas tanaman lain kepada batang muda dan dari varietas yang sama, atau varietas dalam spesies. Dengan okulasi sifat-sifat baik dari kedua tanaman (batang bawah dan mata tunas dari batang lain disatukan).

1. Syarat-syarat tanaman batang bawah
 Mempunyai pertumbuhan yang baik dan perakaran yang luas
 Tahan terhadap kekurangan dan kelebihan air
 Berasal dari tanaman yang subur serta tahan terhadap penyakit sehingga dapat hidup bersama(compatible)
 Bibit yang berasal dari biji nuselus dijadikan batang bawah, biasanya jeruk Rough Lemon (RL) atau Japanesche Citroen (JC)
 Jenis jeruk ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu penyebaran akar dalam tanah cukup luas, baik secara lateral maupun vertical
 Mempunyai daya tahan tinggi terhadap kekeringan

a. Cabang untuk mata tempel yang sesuai untuk okulasi
b. Batang bawah yang sudah di kelupaskan kulitnya dan dipotong
c. Mata tempel yang sudah jadi

2. Penyemaian dan pemeliharaan benih batang bawah
Penyemaian benih dilakukan dalam bak persemaian atau bedengan
Media persemaian, merupakan campuran pupuk kandang dan pasir yang telah diayak dengan perbandingan 1:1
Media persemaian sudah dicuci hamakan baik secara kimia maupun fisik dan belum pernah ditanami jeruk
Persemaian diberi naungan plastic yang dapat dibuka atau ditutup
Setelah benih ditanam di persemaian, disiram setiap hari agar tidak kering
Pemupukan dengan NPK diberikan dengan takaran 2 gr/liter air disiramkan merata
Lakukan pengendalian jika terdapat serangan hama/penyakit
Setelah batang bawah berumur 6 bulan sudah dapat disambung atau diokulasi

3. Syarat-syarat tanaman batang atas
Berproduksi tinggi/berbuah banyak
Bentuk buah baik/sempurna dan rasanya enak
Tahan terhadap hama dan penyakit
Digemari banyak orang karena mempunyai sifat-sifat unggul
Ranting/cabang yang baik berbentuk bulat dan silendris

4. Cara kerja
 Pangkal bawah pohon yang akan di tempel terlebih dahulu dibersihkan dengan kain lap
 Kira-kira 20 cm diatas tanah, kulit pohon pangkal bawah dipotong melintang atau di iris seperti huruf U terbalik
 Sebelah kiri dan kanan potongan/irisan kulit dirobek ke bawah dengan ujung pisau sepanjang 3 cm
 Bagian kulit yang telah dipotong dan toreh itu kemudian diangkat dan dikelupaskan ke bawah sepanjang 3 cm
 Kira-kira 2/3 bagian dari kulit yang telah dikelupaskan tadi dipotong dan sisanya yang 1/3 lagi digunakan untuk menjepit kulit mata yang akan di tempelkan
 Setelah cabang atau dahan untuk batang atas tersedia, mata tunasnya segera disayat dari dahan tersebut. Kulit dahan bermata tunas diiris tipis-tipis beserta kayunya sepanjang 3 cm, kemudian dipotong
 Irisan kulit bermata dicongkel dan dilepaskan dengan ujung pisau. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati, jangan sampai kulit rusak, robek atau kotor
 Kulit tempelan segera diletakkan pada celah batang bawah yang telah disiapkan hingga benar-benar pas dan dijepit dengan bagian kulit yang disisakan. Cara menaruhnya jangan sampai terbalik
 Setelah kulit calon batang atas menempel, tempelan tersebut harus segera diikat. Cara mengikatnya dari bawah ke atas, kira-kira 1 cm diatas tempelan. Mata tunas jangan sampai tertutup oleh tali pengikat tetapi harus tersembul
 Setelah 3 minggu sejak penempelan tali ikatan dibuka dan tempelan di periksa. Apabila keadaanya tetap hijau segar, berarti tempelan berhasil, tetapi bila warnanya coklat atau kuning, berarti penempelan gagal.
 Apabila tempelan berhasil, batang bawah dilengkungkan atau dipatahkan pada ketinggian 2-3 cm diatas tempelan. Hal ini dimaksudkan agar mata tunas tempelan dapat tumbuh tanpa disaingi oleh tunas-tunas lain.
 Apabila tempelan tidak jadi masih dapat dibuat tempelan lagi pada tempat yang lain, misalnya dibagian samping atau belakangnya.
 Setelah tempelan berhasil menjadi tanaman baru dan keadaanya sudah cukup dewasa (jumlah cabang dan ranting cukup serta berdaun banyak untuk berasimilasi) batang yang dilengkungkan atau dipatahkan tadi dipotong miring dan dibuang
 Bekas potongan harus dilumuri atau ditutup dengan parafin atau cat
 Beberapa lama kemudian tanaman dapat dipindahkan kedalam kantong plastic hitam (polybag) dan diisi tanah yang dicampur pupuk secukupnya, disiram setiap tanahnya kering
 Bibit yang sudah cukup besar dalam kantong plastic siap untuk dipasarkan

Pengangkutan
Pengangkutan harus hati-hati agar bibit yang dibawa tidak mengalami kerusakan dan bibit harus segera ditanam apabila sudah waktunya. Proses pengangkutan harus efisien agar bibit dalam penanamannya dapat tepat waktu.

Seleksi
Bibit yang akan diangkut sebaiknya diseleksi terlebih dahulu. Bibit digolongkan menurut umur untuk mengetahui kapan waktu tanamnya. Selain itu bibit yang akan ditanam di seleksi sebelum di lepas ke pasar agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau kematian setelah di pindahkan.

-Biaya
Biaya pembibitan yang meliputi meliputi biaya
• Benih
• Media (polybag)
• Biaya SDM
• Transportasi
• Pupuk dan insektisida/fungisida

DAFTAR PUSTAKA

Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS. 2009. Jeruk.
http://infopekalongan.com/content/view/63/1/. Jakarta. Diakses 16 november 2009.
Supriyanto. A. 2000. Budidaya Jeruk Besar IPPTP Tlekung. Denpasar Bali: Instalasi Penelitian Dan Pengkajian Teknologi Pertanian Denpasar.

BUDIDAYA PADI LEBAK

TUGAS BTS


Lahan rawa mempunyai peran penting dalam upaya mempertahankan swasembada beras dan mencapai swasembada pangan lainnya mengingat semakin berkurangnya lahan subur untuk area pertanian. Kata lebak diambil dari bahasa jawa yang berarti lembah atau tanah rendah. Rawa lebak secara khusus diartikan sebagai kawasan rawa dengan bentuk wilayah berupa cekungan dan merupakan wilayah yang dibatasi oleh satu atau dua tanggul sungai atau antara dataran tinggi dengan tanggul sungai.
Pada musim hujan genangan air dapat mencapai tinggi antara 4-7 meter, tetapi pada musim kemarau lahan dalam keadaan kering, kecuali dasar atau wilayah paling bawah. Pada musim kemarau muka air tanah di lahan rawa lebak dangkal dapat mencapai kurang dari satu meter sehingga menyerupai lahan kering. Lahan rawa lebak dipengaruhi oleh iklim tropika basah dengan curah hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun denga 6-7 bulan basah (bulan basah adalah bulan yang mempunyai curah hujan bulanan lebih dari 200 mm) atau antara 3-4 bulan kering (bulan kering adalah bulan yang mempunyai curah hujan bulanan kurang dari 200 mm).
Sifat fisika tanah dari lahan rawa lebak umumnya tergolong masih mentah, sebagian melumpur, kandungan lempung tinggi, atau gambut tebal dengan berbagai taraf kematangan dari mentah sampai matang. Lapisan bawah dapat berupa lapisan pirit (FeS2) yang berpotensi masam, atau pasir kuarsa yang miskin hara, sifat kimia, kesuburan dan biologi tanah tergolong sedang sampai sangat jelek.

Syarat Tumbuh
Pertumbuhan tanaman padi di tanah lebak dapat berlangsung baik, asalkan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Di musim kemarau, air tanah lebak (rawa) mengalir perlahan-lahan dan tidak dapat kering
 Diakhir musim kemarau, pada saat lebak kering selama 1-2 bulan, padi diusahakan mendekati tua, sebab pada saat itu sangat baik untuk proses kematangan buah padi
 Panen, panen harus selasai pada saat air menggenangi tanah lebak di awal musim hujan
Syarat-syarat varietas padi yang di tanam di tanah lebak adalah:
Varietas berumur pendek (genjah) yaitu 5-5 ½ bulan karena sangat dipengaruhi oleh kondisi air, walaupun umur padi itu genjah tapi karena proses metabolism yang lambat maka panen padi lebak akan memakan waktu yang sangat lama
Varietas yang peka terhadap lama penyinaran
Varietas padi unggul baru maupun varietas local

Persiapan Tanam
Dalam persemaian padi lebak, hal-hal yang perlu dilaksanakan yaitu lahan (media pertanaman) harus diperhatikan waktu yang tepat yakni dengan cara melakukan pengolahan tanah pada awal musim kemarau (sekitar bulan maret/april). Karena tanah lebak bertekstur lumpur, maka pengolahan tanahnya berbeda dengan pengolahan tanah padi sawah. Pada tanah lebak pengolahan tanah tersebut cukup dengan cara membersihkan tumbuhan liar saja.

Persemaian
Dalam persemaian padi lebak dapat dilakukan dengan dua cara persemaian yaitu:

1. Persemaian terapung
Yakni persemaian yang dilakukan diatas permukaan air dengan bantuan rakit, karena pada saat tinggi air pada tanah lebak masih diatas 40 cm. persemaian tersebut dapat dilanjutkan dengan persemaian lanjutan pada tanah lebak yang dangkal airnya. Persemaian denga cara ini dapat dilakukan dua atau tiga kali
Cara pelaksanaan
1. Mula-mula di buat persemaian berukuran 3x1 meter dengan menggunakan benih sebanyak 1 kg, yang dilakukan diatas rakit khusus untuk persemaian
2. Benih yang sebelumnya sudah dikecambahkan di tangkarkan di persemaian dengan jarak 8x10 cm, masing-masing 2-3 sendok makan, kemudian ditutup daun pisang selama satu minggu
3. Selama bibit berumur satu minggu, maka daun penutup tadi harus dibuang dan semai dibiarkan tumbuh tanpa pelindung
4. Bibit segara ditanam, apabila tinggi air ditanah lebak sudah menurun menjadi 30-40 cm dan bibit telah berumur tiga minggu
5. Apabila tinggi air di tanah lebak masih diatas 40 cm, maka bibit masih bisa dipertahankan. Akan tetapi bibit tadi harus di pindahkan pada tanah yang dangkal airnya (20-30 cm)
6. Luas persemaian kedua ialah 5 atau 6 kali luas persemaian sebelumnya dengan tujuan untuk penjarangan
7. Cara penyemaian kedua dapat dilakukan sebagai berikut: mula-mula ujung bibit dipotong, sehingga tinggi bibit menjadi 20-30 cm dan tiap rumpun ditanam 2-3 bibit kedalam penanaman (semai) 5 cm jarak tanam 15x15 cm
8. Persemaian ketiga dapat dilakukan bila bibit telah berumur 20-30 hari. Di persemain kedua tidak dapat ditanam di tanah lebak, akibat tinggi air ditanah lebak belum mencapai 30-40 cm. Caranya adalah menyiapkan tanah yang airnya dangkal seluas 5 atau 6 kali persemaian yang kedua, yakni menunggu turunnya air di tanah lebak hingga mencapai 30-40 cm

2. Persemaian darat
Persemaian darat yaitu persemaian yang dilakukan diatas pematang (tepi sungai pekarangan atau pun di tanah rendah)
• Waktu penyemaian dilakukan pada bulan pebruari
• Keperluan benih untuk persemaian di darat adalah sebanyak 30-40 kg/ha. Dalam persemaian darat benih yang dibutuhkan lebih banyak dari persemaian terapung yang hanya diperukan 25-30 kg/ha, karena pada persemaian terapung kemungkinan rusaknya bibit pada waktu pencabutan sangat kecil dibandingkan dengan persemaian darat.
Cara persemaian
a. Menyiapkan tanah pekarangan, pematang pinggiran sungai atau pada bagian tanah yang rendah, untuk dibersihkan dari rerumputan
b. Sebelum benih disemai, harus di rendam terlebih dahulu selama 2 malam, hal ini di maksudkan untuk perkecambahan.
c. Membuat lubang sedalam 2-3 cm dengan jarak 8-10 cm, pembuatan lubang ini dapat dilakukan dengan tugal
d. Setiap lubang dimasuki benih sebanyak 2-3 sendok makan
e. Untuk mencegah kerusakan akibat serangan hama, hujan deras ataupun kekeringan, maka setelah benih dimasukkan kedalam lubang, kemudian lubang di tutup kembali dengan menggunakan tanah atau pun daun-daun kering.
f. Untuk persemaian tahap berikutnya (persemaian kedua dan persemaian ketiga) seperti yang dilakukan pada persemaian terapung.

3. Bertanam padi lebak
Penanaman padi dilahan sawah lebak dapat dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan kondisi genangan air yang ada. Penanaman terlebih dahulu dilakukan pada kondisi lahan yang genangan airnya sudah mulai berkurang, saat pemindahan bibit diusahakan bibit dalam kondisi masih segar untuk mengurangi terjadi stress pada tanaman. Bibit padi yang siap tanam bila bibit telah mencapai ketinggian 20-25 cm. Dengan ketinggian 20-25 cm dimaksudkan penanaman dilakukan pada waktu awal musim kemarau, atau telah berumur 20-30 hari di persemaian, jarak tanam yang digunakan dalam budidaya tanaman padi di lahan lebak 20x25 cm.
Agar tanaman bisa tumbuh seperti yang di inginkan, maka dalam penanaman perlu di perhatikan hal-hal seperti berikut:
1. Umur bibit
Pada saat umur bibit sudah mencapai 50-90 hari dan tinggi air ditanah lebak antara 30-40 cm dengan ketinggian ini dimaksudkan penanaman dilakukan pada musim hujan, maka bibit dapat segera di tanam, yaitu sekitar bulan juni.
2. Cara memindahkan dan menanam bibit
Pada saat melakukan pencabutan bibit diusahakan agar supaya akar tidak banyak yang terputus, kemudian ujung daun bibit dipotong agar tidak banyak terjadi penguapan. Dengan demikian panjang bibit menjadi sekitar 60 cm
3. Cara menanam
Penanaman dilakukan dengan melubangi tempat-tempat yang akan di tanami dengan alat tugal, jarak tanamannya diatur 30x40 cm, dan setiap lubang ditanam 2-3 bibit. Penanaman padi lebak sangat dipengaruhi oleh musim sehingga penanamannya berbeda dari penanaman padi sawah karena berhubungan dengan pengairannya.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan padi di lahan sawah lebak meliputi:
 Pembersihan dari gulma/tanaman liar (penyiangan I dan II)
 Pemeliharaan dari serangan hama seperti tikus, pengerek batang padi dan belalang
 Pembersihan disekitar pematang dilakukan untuk mencegah serangan dari hama tikus dan dimaksudkan tikus tidak bersarang di pematang
 Pemupukan tidak dilakukan pada padi lebak karena sulit untuk menentukan dosis yang dibutuhkan, dan kebutuhan untuk P sudah tersedia di alam.
Dalam pemeliharaan yang perlu dilakukan adalah penyiangan, pengendalian hama dan penyakit. Penyiangan dapat dilakukan hingga 3 kali, yang disinangi adalah rumput-rumputan serta tumbuhan air lainnya. Penyiangan dilakukan setiap sebulan sekali. Penyiangan pertama dimulai pada saat tanaman berumur 30 hati setelah tanam. Pengendalian hama dan penyakit di tanah lebak sama dengan cara-cara yang dilakukan untuk mengendalikan hama dan penyakit pada system padi sawah karena hama dan peyakit pada umumnya sama.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2009. Budidaya Padi Dilahan Lebak. (online). http://mangdeskablog.blogspot.com/2009/08/tugas-budidaya-padi-di-lahan-lebak.html. Diakses 15 November 2009.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul. Jl. KH. Wahid Hasyim 210 Palbapang Bantul 55713. Diakses 15 November 2009