A. Seng
1. Sumber seng
Anasir seng (Zn) dikandung oleh batuan beku, batuan endapan dan tanah. Batuan beku terpenting pemasok Zn adalah granit 40 ppm dan basalt 100 ppm. Sedangkan batuan endapan adalah batu kapur 20 ppm, batu pasir 16 ppm, dan batuan liat 100 ppm. Pelikan yang mengandung Zn antara lain sfalarit, smit sonit dan hemi morfit.
2. Bentuk dan keberadaan seng dalam tanah
Pelapukan Zn akan melepasakan Zn2+ kedalam larutan ion ini tetapi tetap merajai sampai pH sekitar 9,0 hal ini dikarenakan banyaknya Zn dalam senyawa dapat larut dan ion-ion kompleks yang mungkin terbentuk dengan anion-anion anorganik biasanya tidak mantap.
Transport Zn dalam larutan akan berjalan lancar, kecuali jika larutan itu mengandung ion oksida. Pada larutan alkalin yang bebas ion sulfida ion Zn tetap dapat larut bersama anion-anion utama lain, dan kelarutannya ini tidak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan pada potensial redoks.
3. Penyerapan Seng
Tanaman menyerap anasir hara seng (Zn) dalam bentuk kation Zn2+ dari larutan sekitarnya dengan melibatkan proses non metabolis, yang pada hakikatnya adalah pertukaran kation.
4. Peranan Seng dalam tanaman
Seng merupakan bagian penting beberapa enzim dan juga sebagai pengaktif kegiatan enzim. Fungsi penting hara seng berkaitan dengan pembentukan asam indolasetik atau auksin. Auksin ini dibentuk dari triptofan, dengan hasil tengahnya adalah indolasetaldehida.
Paranan seng dalam pembentukan auksin dapat ditelaah dari pengaruh seng ini pada enzim yang mengkatalisa yang mensintesis triftofan dari bentuk seril dan indol. Traslokasi seng dalam tubuh tanaman banyak dipengaruhi oleh ion senyawa lain (fosfat).
B. Tembaga
1. Sumber tembaga
Kandungan Cu dikerak bumi mencapai 55 ppm, granit 10 ppm basalt 100 ppm batu kapur 4 ppm, batu pasir 30 ppm, dan batu liat 45 ppm.
Pelikan yang mengandung Cu antara lain sulfida sederhana: kolkosit dan kovelit sedangkan sulfida kompleks: kalkofirit, bornit, enarbit, tetrahedrit, oksida: kuprit, tenorit, sedangkan karbonat: melakit, azurit, serta silikat: krisokola dan sulfat: brokantit.
2. Bentuk dan keberadaan tembaga dalam tanah
Bentuk Co dalam batuan beku:
a. Sebagai butiran oksida agak kecil yang menempati antara lempeng silikat,
b. Sebagai logam penyulih Ca2+, Mg2+, atau Fe2+ dalam silikat feromagnesia
c. Sabagai ion atau garam terserat dalam selaput pada permukaan hablur silikat
Cu dalam tanah terutama dalam bentuk Cu2+ terjerap sedangkan dalam larutan, dalam bentuk ion dan berbagai kompleks Cu. Penjerapan Cu oleh sistem tanah cukup kuat menjadikan Cu melebihi kapasitas Cu dalam larutan rendah.
3. Penyerapan tembaga
Anasir hara tembaga diserap akar tanaman dalam betuk kation Cu2+ melalui suatu proses aktif. Penyerapan Cu2+ berkurang pada temperatur rendah, DNP, N3-, CN- dan arsenat, dan akan terhambat oleh amytal dan membutal.
4. Peranan tembaga dalam tanaman
Seluruh tanaman mengandung tembaga. Takaran tembaga pada suatu tanaman beragam, tergantung pada spesies, tanah, takaran pupuk yang digunakan, dan faktor lain.
Tembaga mempunyai beberapa fungsi dalam pembentukan klorofil, walau anasir ini tidak terkandung dalam klorofil. Fungsi tembaga tersebut tidak langsung, oleh karena tanaman yang kahat Cu akan tertahan pertumbuhannya. Namun tidak memperlihatkan klorosis.
Tembaga merupakan bagian penting enzim asam askorbik oksidase, lakase dan tirosinase. Asam askorbik oksidase mengkatalisa oksidasi asam askorbik (vitamin C) pada keadaan ada oksigen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar